AYO LEBIH PEDULI DAN STOP BULLYING !!

Oleh : Yossalin Spora Oktaviani, S.Pd
Maraknya kasus bullying disekolah pada saat ini ternyata masih menjadi masalah yang sering sekali terjadi di sekolah – sekolah, bukan saja di tingkat menengah pertama, atau sekolah menengah atas tetapi beberapa kasus juga terjadi di sekolah dasar. Yang dimana korban – korban ini tidak hanya tersakiti secara fisik tetapi juga mengalami sakit pada jiwa dan perasaan mereka. Sedangkan bagi pelaku dari bullying itu sendiri, terkadang mereka tidak menyadari dari perilaku buruk mereka yang mereka lakukan pada teman mereka.
Beberapa siswa yang menjadi pelaku bullying ini biasanya mencontoh dari tayangan yang mereka tonton baik itu dari TV maupun tayangan dari media social yang mereka miliki. Bullying yang mereka lakukan bukan saja secara fisik tetapi juga secara verbal . dan ini butuh penanganan yang serius.
Lalu sebenarnya apa sih yang di maksud dengan bullying itu sendiri, dampak yang bisa ditimbulakan kemudian kita sebagai guru apa yang bisa di lakukan untuk membantu mengatasi perilaku bullying disekolah?? Dalam bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Tindakan ini biasanya ditujukan kepada anak- anak yang dianggap pendiam, lemah dan biasanya memilik kekurangan baik secara fisik maupun mental, bagi pelaku bullying sendiri ini menjadi hal yang bisa membuat mereka memiliki kepuasan secara batin. Bullying itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu : bullying secara verbal dan non-verbal . bullying secara verbal ini terlihat dari cara pelaku bullying ini pada saat melakukan tindakannya seperti, mengejek, memanggil nama bukan nama asli, mencemooh, dan hal lain yang membuat korban merasa tertekan dan terpojokkan. Sedangakan bullying non-verbal ini seperti memukul, menarik kursi Ketika teman ingin duduk, mendorong dan hal lain yang bisa membuat korban ini terluka secara fisik.
Lalu dampak yang ditimbulkan bagi korban dari pelaku bullying disekolah ini apa? Sebagai korban jelas ini menjadi hal yang sangat merugikan baik secara fisik maupun secara psikologis nya, korban ini akan merasa sangat tertekan, murung, menyendiri, merasa tidak diterima dan dihargai oleh lingkungan sampai pada hal yang sangat tidak terduga yaitu : Bunuh diri ! bukankah itu menjadi hal yang sangat menakutkan? Tetapi sayangnya perihal bullying ini sering masih d anggap menjadi masalah biasa, dan wajar.
Hal ini sangat disayangkan, terlebih bagi mereka yang menjadi pelakunya ataupun lingkungan sekitar. Nah, untuk itu Yuk mulai sekarang kita belajar utnuk menjadi lebih peka terhadap sekitar dan peduli terhadap perilaku Bullying. Bagi bapak ibu guru disekolah bisa membantu dengan memaberikan pemahaman – pemahaman terhadap pelaku maupun korban dari bullying tersebut.K
Kemudian bagi guru BK disekolah dapat memberikan layanan – layanan yang memang di khususkan bagi pelaku bullying maupun bagi korban bullying teresebut. Salah satu cara dan langkah dari guru BK ini adalah dengan memberikan layanan Konseling kelompok dengan menggunakan pendekatan realita dan Teknik WDEP dimana pendekatan dan Teknik ini memang dapat membantu para pelaku bullying ini dapat memperbaiki perilakunya yang sangat merugikan banyak orang.
Pendekatan realita dengan menggunakan teknik WDEP ini di anggap cocok dalam mengatasi pelaku dari bullying karena dengan menggunakan pendekatan ini pelaku bullying karenaTerapi realitas berlandaskan asumsi bahwa manusia adalah agen yang menentukan dirinya sendiri. Prinsip ini menyiratkan bahwa masing-masing individu memikul tanggung jawab untuk menerima konsekuensi dari tingkah lakunya sendiri. Tujuan umum terapi realitas adalah untuk membantu seseorang mencapai otonomi, yaitu kematangan yang diperlukan bagi kemampuan seseorang untuk mengganti dukungan lingkungan dengan dukungan internal. Kemampuan ini menyiratkan bahwa orang-orang mampu bertanggung jawab atas siapa mereka dan ingin menjadi apa mereka serta mengembangkan rencana-rencana yang bertanggung jawab dan realistik guna mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dalam hal ini menggunakan tahapan WDEP yang terdapat di dalam terapi realitas untuk mengendalikan kontrol diri seorang remaja yang sering melakukan bullying di lingkungannya.
Adapun Langkah – Langkah yang bisa dilakukan oleh guru BK dalam menggunakan Teknik WDEP :
- Want ( keinginan )
Guru BK bisa mengeksplorasi apa yang diharapkan konseli (fokus pada perilaku sekarang), menanyakan apakah konseli sudah mendapatkan apa yang diinginkan dengan permasalahanya dan membantu konseli untuk menemukan keinginan dan harapanya
- Direction and Doing (mengarahkan dan melakukan)
Guru BK mengarahkan konseli untuk menemukan hal apa saja upaya yang sudah dilakukan/dikerjakan untuk meraih keinginan/harapanya tersebut serta meminta konseli mengeksplor perilaku atau usaha yang dilakukan untuk membantu menyelesaikan masalah kondisi/perilaku konseli di sekolah
- Evaluation ( Evaluasi diri)
Guru BK membantu konseli mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan membantu konseli menganalisis cara yang dapat diterapkan dalam mengubah sikap konseli agar dapat meningkatkan pengendalian dirinya.
- Planning (Perencanaan)
Guru BK memberikan semacam kartu rencana yang bisa di isi oleh siswa tersebut sebagai rencana yang akan dilakukan untuk mengubah perilakunya. Kemudian guru BK menanyakan komitmen konseli atas rencana yang sudah di tuliskan dan memberikan penguatan bahwa konseli pasti bisa melakukan apa yang sudah di rencanakan serta mengajak anggota kelompok untuk menyampaikan saran, pendapat, dan solusi dari anggota kelompok.
Dengan keikutsertaan seluruh komponen yang ada disekolah baik guru mata pelajaran ,walikelas, serta guru BK yang ada di sekolah tersebut, di harapkan perilaku bullying ini dapat teratasi dengan baik dan dapat menciptakan kondisi yang baik dan nyaman bagi anak – anak tumbuh dan belajar disekolah.
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- TIPS BELAJAR MATEMATIKA CEPAT DIPAHAMI
- TIPS CARA CEPAT BELAJAR BAHASA INGGRIS
- Video Deklarasi Sekolah Ramah Anak
- Jenis - Jenis Planet
- Jenis - Jenis Batuan
Silahkan Isi Komentar dari tulisan artikel diatas :
Komentar :
Kembali ke Atas